Minggu, 16 November 2008

Pindahan

Mau pindahan rumah nih...pindah ke akhnoer.wordpress.com
Semoga lebih produktif...

Rabu, 16 Juli 2008

Jika Hdup Tidak Untuk Dakwah

Saudaraku berikut puisi yang berisi untaian kata2 yg sangat menusuk....
ditulis oleh seorang saudara kita, mengingatkan kembali untuk apa sebenarnya kita hidup di dunia ini ?
apa yang kita cari ?
berangkat pagi pulang malam....rutinitas....begitu seterusnya.....
mudah2an bermanfaat buat kita,

selamat membaca

Jika Hidup Tidak untuk Dakwah

By. Agus Sujarwo
Palmerah Bumi Allah Syaban 1423 H


Jika Hidup Tidak untuk Dakwah
Terus engkau mau ngapain?

Ente pergi pagi
Dengan semangat mencari duniawi
Jika angkot macet, langsung berganti sewa taksi
Agar harta buruan tidak beralih dari sisi

Ente pulang malam
Dengan jasad yang kelelahan
Nyampe di rumah mendekam sampai pagi datang

Lupakah engkau
Rasulullah saw bagaikan rahib di malam hari
Dan menjadi singa di siang hari
Sementara kamu
Tak peduli siang tak peduli malam
Yang penting dunia dalam genggaman

Sahabat cobalah engkau renungkan
Apa sih yang ingin kugapai sampai harus membanting tulang
Apa sih yang ingin kubangun hingga pagi datang
Apa sih yang ingin kuraih hingga tubuh begitu letih

Jujur saja, untuk urusan perutmu bukan
Buat beli martabak atau nasi
Masuk perut dan kemudian raib menjadi kotoran

Jujur saja, untuk urusan rumah tempat kau tinggal bukan
Buat beli keramik, AC ataupun busa
Dinikmati, rusak, ganti lagi tak berkesudahan

Jujur saja, untuk urusan kesenangan anak-anak yang kau rindukan bukan
Buat pakaian, mainan, ataupun poster-poster idaman
Dinikmati, menghilang dari pandangan

Jika engkau hidup hanya untuk itu semuanya
Maka harga dirimu
Nilainya sama dengan apa yang kamu makan
Nilainya sama dengan apa yang kamu keluarkan dari perut hitam
Nilainya sama dengan apa yang kamu rindukan

Karena jasadmu tak ubahnya tembolok karung
Tempat penyimpanan semua makan yang kamu makan
Karena jasadmu tak ubahnya perekat
Tempat semua kesenangan dunia melekat

Sepekan, setahun, sewindu kau bangun sejuta pundi uang
Engkau lupa bahwa kelak yang kau bangun itu pasti kau tinggalkan
Engkau lupa bahwa tempat tinggalmu sesudahnya adalah istana masa depan

Tapi sahabat
Jika engkau hidup untuk dakwah
Tidak ada setitik harapan pun yang kelak dirugikan
Tiada seberkas amal pun yang tiada mendapat balasan

Tapi di dalamnya penuh ujian dan batu karang
Dan engkau harus yakin penuh akan janji Allah
Tapi di dalamnya tidak lekas kau dapatkan keindahan
Dan engkau harus yakin bahwa inilah jalan kebaikan

Sahabat
Janganlah terlena dengan kesenangan fana
Janganlah terlena dengan gemerlapnya dunia
Itulah yang Allah berikan sebagai hak para musyrikin di dunia
Tiada usah kamu iri dan berpikir tuk hanyut bersamanya
Karena kau tahu kehidupan mereka sesudahnya adalah neraka
Dan mereka kekal di dalamnya

Sahabat
Jangan sia-siakan hidup di dunia
Bangun rumah dakwah
Jika kau diluaskan harta, kembalikan di jalan dakwah
Jika kau diluaskan waktu, hibahkan di jalan dakwah
Jika kau diluaskan tenaga, berikan untuk lapangnya jalan dakwah
Jika kau diluaskan pikiran, gunakan untuk merenungi ayat-ayat-Nya
Jika kau diluaskan usia, maksimalkan berikan yang terbaik untuk-Nya

Jangan jadikan dakwah sebagai kegiatan sampingan
Jangan jadikan dakwah sebagai hiburan
Jangan jadikan dakwah sebagai ajang gaul sesama teman
Jangan jadikan dakwah sebagai pengisi waktu luang
Jangan jadikan dakwah sebagai sarana memburu uang
Karena kelak yang kau dapatkan adalah jahanam
Sebagai balasan atas kemusyrikan yang kau jalankan

Sahabat
Jadikan dakwah sebagai ruh kalian di dunia
Jadikan dakwah sebagai rumah tinggal kalian di dunia
Jadikan dakwah sebagai tugas utama kalian di dunia
Jadikan bahwa hanya dengan dakwah diri kalian begitu bahagia
Jadikan bahwa tanpa dakwah kalian begitu menderita

Sahabat
Jalan dakwah inilah yang membedakan kita
Dengan para pendusta ayat-ayat-Nya
Dan jika engkau hidup di dunia ini tidak untuk tegakkan risalah-Nya
Itu artinya engkau pun sama dengan mereka
Yang lebih menyukai neraka ketimbang surga
Dan jika engkau hidup di dunia ini sebagai tujuan
Ingatlah bahwa tak lama lagi ruhmu bakal dicabut dari badan

Jika hidup tidak untuk dakwah
Trus ente mo ngapain?

Mau jadi ayam?
Yang pergi pagi pulang petang
Kurang petang tambahin nyampe tengah malam

Tapi masih mendingan ayam
Karena ia rutin bangun sebelum azan
Dan teriakkan lagu keindahan
Tapi kamu
Rutin subuh setengah delapan
Apalagi kalo akhir pekan
Bisa jadi subuh hengkang dari pikiran

Tapi masih mendingan ayam
Karena ia berani pilih makanan yang ia inginkan
Tapi kamu
Elo embat semua yang ada di hadapan
Tidak peduli daging, tumbuhan, ataupun batu hitam
Sementara kamu dikaruniai pikiran

Selasa, 01 April 2008

Dakwah kok Freelance ...

ehm…kata-kata tersebut muncul ketika saya berkata bahwa sekarang status saya sebagai freelance. Freelance dakwah…trus ada yang bilang dakwah kok freelance…betul juga… mungkin memang tidak tepat bahwa dakwah dianggap sebagai freelance semata. Terkesan hanya sebagai suatu hal atau kegiatan yang dikerjakan ketika ga ada kerjaan lain.

Tapi bukan maksud saya seperti itu, saya hanya meminjam istilah saja mengingat memang kondisi yang membuat sebutan seperti itu. Dengan status pasca kampus pasti banyak perubahan yang terjadi seperti aktivitas atau amanah yang sudah berubah pula. Idealnya seorang yang lepas (baca:pasca kampus) bisa beralih ke ranah dakwah sya’bi (masyarakat) namun ternyata ada kondisi-kondisi yang belum bisa menuju kesana.

Tidak semua orang dengan mudah melalui tahapan seperti itu, ada penyesuaian dan adaptasi yang diperlukan. Mengingat mad’u yang kita hadapi berbeda, sangat berbeda. Jika dibandingkan dengan kondisi kampus tentu lebih menantang dan heterogen. Mulai dari (maaf) masyarakat berpenghasilan Rp. 200 ribu perbulan sampe jutaan ada di masyarakat dan berpendidikan yang beragam pula.

Terlebih ketika kita hidup dalam masyarakat di desa. Tentu akan berbeda lagi metode dakwah yang akan kita pakai. Namun kondisi-kondisi seperti itu bukan berarti sebagai suatu penghalang atau dijadikan sebagai ketakutan bagi kita yang pengin berkontribusi bagi kemajuan dakwah di masyarakat. Perlu suatu keahlian yang mungkin tidak kita kuasai selama berkecimpung di dalam dakwah kampus, seperti menggunakan bahasa jawa halus (kromo inggil) yang notabene merupakan komunikasi yang biasa di pakai di masyarakat. Mengingat generasi sekarang hanya tahun bahasa jawa ngoko saja, kalau mengenai kromo inggil sedapatnya saja biasanya.

Selain itu dalam masyarakat kita biasanya berafiliasinya pada dua ormas yang sudah terkenal di Indonesia (kalau ga Nu ya Muhammadiyah) sehingga banyak dari kita yang merasa kesusahan untuk berdakwah di msayarakat karena selama ini (dalam dakwah kampus) tidak bergabung dengan salah satu dari kedua ormas tersebut. Memang ini hanya salah satu wasilah dakwah saja, namun persepsi masyarakat yang masih belum sepenuhnya menerima pemahaman lain berkaitan dengan metode atau wasilah dakwah yang dipakai cukup menjadi pertimbangan juga.

Jangan sampai kiita “ngotot” memakai “baju” yang berbeda ketika berdakwah di dalam masyarakat dan memaksakan atas “baju” yang kita pakai pada masyarakat. Karena bisa saja kita malah mendapat penolakan dakwah, dan ujung-ujungnya bisa menimbulkan keretakan ukhuwah dalam masyarakat. Yup kita memang “menjual” ISLAM, bukan wasilah yang kita pakai. Sehingga apapun “baju” yang sebelumnya kita pakai sebisa mungkin kita lepas sementara ketika kita bergaul atau berdakwah di dalam masyarakat.

Nah,berkaitan dengan freelance tadi dengan kondisi yang masih menyesuaikan perpindahan antara kampus dan masyarakat maka sering bantu-bantu dakwah tetapi status (amanah strukturalnya) ga jelas. Di kampung ya bantu-bantu, di kampus ya bantu-bantu..jadi malah ga terlalu focus. Masih butuh belajar untuk bisa lebih baik dan berkontribusi dalam dakwah.

Selasa, 18 Maret 2008

Weekend yang melelahkan

Dalam bulan maret ini banyak hari libur nasional yang berada di akhir pekan, sehingga
membuat panjang liburan kita. Namun adanya liburan tadi tidak membuat saya jadi enjoy menikmati akhir pekan.

Ternyata pekan ini harus mampu merampungkan revisi bab 5 skripsiku, padahal lumayan yang perlu diperbaiki. Yang mengherankan kesalahan akan bab 5 itu baru diketahui ketika pendadaran. Padahal pra pendadaran melaju tanpa perbaikan yang berarti.
Siapa yang salah ya?

Saatnya mengerjakan perbaikan bab 5 aja, ga usah nyalahin siapa.he.he.. tapi tantangan ku ternyata tidak berhenti disitu aja. Kemarin tiba-tiba dosenku sms –suatu hal yang mengejutkan..he..he..- untuk ngewangi beberapa hal yang berkaitan dengan kerjaannya. Waduh, suatu kesempatan juga namun ditengah kesibukan revisi membuat dilema. Kayak ga tahu aja kalau sedang revisi, anehnya yang ngasih itu dosen pembimbing TA. Lho kok bisa….Kerjaannya hanya melanjutkan, nah ini yang susah. Belum donk mengenai
apa yang perlu diteruskan. Harus mengetahui konsep-konsep sebelumnya.

Sebenarnya ada satu lagi agenda namun sampai sekarang kok belum ada konfirmasi itu yang bikin bingung. Agenda kegiatan di Tepus, katanya hari Kamis tgl 20 maret. Ini merupakan kunjungan ke 2 kalau jadi, dulu pertama ke Tepus pada akhir februari. Benar-benar jauh dan terasa capek-mungkin karena baru pertama kali ya-dengan topografi yang berbukit dan
kondisi jalan naik turun semakin mebuat pegal-pegal di badan. Sebenarnya pengin bisa bantu-bantu acara di Tepus, ingin lebih belajar dan mengenal masyarakat Tepus yang lebih dewasa dan berjuang jika dibandingkan dengan kondisi di sini-jogja.

Yup, begitulah weekend yang melelahkan, namun ini lebih baik dari pada kosong tanpa aktivitas yang bisa berdampak tidak sehat dalam hal manajemen waktu. Menyibukkan diri memang lebih baik-tentu saja dnegan kesibukan yang positif- dari pada berdiam diri tanpa berbuat apa pun. Bergeraklah karena diam mematikan. Ya, mematikan “diri”
(baca : rukhiyah, hati) kita.